Breaking

Ads by geologiterpan.blogspot.com

Saturday, April 20, 2013

Analisis Batuan Sedimen (Bagian 3)

Helloo Sobat semuaa, akhirnya bsa update lg nih, mau nerusin artikel anilisis batuan sedimen yang kemaren baru sampai Bagian 2, n skrg mau ane lanjutin lg k bagian 3. bagi sobat yg belum baca Bagian 1 dan Bagian 2 bisa lihat aja di daftar isi, tolong di baca dulu yg bagian 1 dan Bagian 2 ya. soalnya kalo langsung ke bagian 3 entar kagak nyambung, hehehehe..,
Walaupun perut lg masuk angin nih, tp ane sempetin dah buat nulis walau sedikit. oke langsung aja ya,.,.


    11. Pemilahan

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.

a. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.

b. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam.

c. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

http://geologiterapan.blogspot.com
Gambar Pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen


    12. Porositas (Kesarangan)

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori.


    13. Permeabilitas (Kelulusan)

      Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).

1.  Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.
Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.
Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar.
Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

2.  Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau – lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.

      Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.



    14. Struktur Sedimen

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :
    a.Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.
    b.Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination).
    c.Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
      -Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
      -Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

2. Struktur permukaan (surface features) :
    a.Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
    b.Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)
    c.Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)
    d.Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
    e.Gumuk pasir (dunes, antidunes)

3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
    a.Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
    b.Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)
    c.Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
    d.Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

Untuk melihat gambarnya, bisa dilihat DISINI


    15. Kompaksi

    Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri dari fragmen dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir, atau bahkan granule. Sedangkan fragmen  berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan silisiklastika  adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika. Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan fosil tumbuh-tumbuhan.

    Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit, cangkang fosil dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil penguapan), utamanya tersusun oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen “ironstone” tersusun oleh mineral oksida besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit). Batuan sedimen posfat tersusun oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon. Batuan sedimen silika (chert atau opal)tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.

    Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya bahan semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material karbonat, oksida besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara megaskopik.


No comments:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Dengan Sopan Dan Bertatakrama, SALAM GEOLOGI !!

Adbox